Mengapa Allah Menurunkan Taurat, Injil, dan Zabur?
assalamualaikum kak saya seorang mualaf jdi sedikit bingung knpa seblumnya allah mnurunkan taurat,inzil,zabur bkn kan itu malah membuat adanya kaum nasrani yg tak mempercayai akan kebenaran alquran. mohon dijawab yah kk. terimakasih Clarissa Juwita Francis
Wa'alaikumussalam, alhamdulillah. Semoga istiqomah, aamiin :)
Manusia diciptakan Allah dengan segala kemanusiaan dan keterbatasannya. Allah mengutus banyak Nabi dan Rasul untuk mengikuti tingkatan berfikir umat manusia.
Ketika umat manusia masih berpengetahuan sedikit, dan menganggap diri mereka juga bisa menjadi Tuhan di dunia, diutus-NYA nabi Musa a.s dengan kitab yang tidak banyak memberikan alasan, tidak banyak memberikan penghukuman dan larangan. Manusia dianggap belum memiliki cukup pengetahuan untuk diberikan alasan-alasan dari hal yang dilarang-Nya.
Ketika manusia menjadi terlalu kejam, diutus-NYA nabi Isa 'alaihis salam yang memberikan ajaran kasih yang tidak mengharapkan balasan.
Ketika umat manusia dianggap-NYA telah cukup 'dewasa' dan siap menuju abad-abad kemajuan dan pengetahuan, diturunkannya Al-Quran kepada nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai penyempurna dari ajaran sebelumnya. Di dalamnya memberikan syariat yang berimbang antara larangan dan kasih sayang kepada umat manusia.
"(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar supaya tidak alasan bagi manusia, (untuk) membantah Allah. sesudah diutusnya rasul-rasul itu.. " – (QS.4:165)
Inti dari ajaran para Nabi dan Rasul itu tetap sama, men-TAUHID-kan ALLAH. Menyembah hanya kepada Allah saja. Hidayah Allah itu tersebar di semesta ini, untuk siapapun yang mau selamat mengikuti petunjuk-NYA, tergantung kita sendiri. Mau menjemputnya atau menjauh. Dengan mengutus Rasul-Rasul-NYA, untuk memberikan tuntunan dan peringatan, Allah begitu menginginkan kita kembali dalam keadaan baik. Sangat disayangkan kalau kesempatan kita hidup di dunia ini, kita sia-sia kan. Kita hanya perlu taat, dan kembali dalam keadaan ridha dengan nikmat Islam lagi di ridhai-NYA.
Para Rasul tidaklah memiliki sifat-sifat ketuhanan (uluhiyah) karena uluhiyah hanyalah hak Allah. Tetapi mereka diberikan wahyu untuk mengantarkan manusia kepada Allah dan mengarahkan peribadahan hanya kepada-Nya. Para Rasul juga tidak kuasa memberikan manfaat dan mudharat atau mengetahui perkara-perkara ghaib kecuali dengan kehendak Allah SWT.
Sebagai agama samawi, agama Yahudi dan Nashrani awalnya memenuhi kriteria sebagai agama samawi. Namun seiring berjalannya waktu, satu persatu karakteristik itu tanggal dan lenyap. Sepeninggal para nabi mereka, keadaan menjadi berubah 180 derajat, bahkan isi kitabnya telah banyak dirubah.
Itu sebab Allah mengutus Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai nabi terakhir dan menyeru umat manusia untuk kembali mentauhidkan Allah, melalui kitab Al-Qur'an. Agama Islam datang dari Allah, tidak ada penambahan dan pemalsuan kitab suci, tidak pernah menyembah nabi. Inilah agama fitrah dari semenjak Nabi dan Rasul diutus.
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, sebelum kamu (Muhammad), melainkan Kami wahyukan (pula) kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak), melainkan Aku, maka sembahlah Aku." (QS. 21 :25).