Senin, 20 Juni 2016

Jangan Marah, Surga Bagimu

Assalamu'alaikum kaaa. Aku mau cerita, aku dikatain sama pacarnya temen ku pokonya dia blg aku ampas ga berkelas temenan sama pacarnya kaya gemblong puncak ga laku banyak deh ka yg bkin aku sakit hati, pdhal aku ga salah tpi karena tmenku ini bhong dan aku dijadiin korban, skrg aku musuhan Suci Amalia

Wa'alaikumussalam, sakit hati ketika dihina dan dicaci maki itu wajar .. tandanya kita punya hati. Namun, hati seorang muslimin adalah hati yang selalu dijaga agar tidak mampu membalas dgn keburukan yg sama :)

Saya tidak pernah bosan menuliskan ini:

Buat apa kita merasa rugi dengan membalas ketika ada yang menghina? Padahal dia sedang memperlihatkan kehinaan dirinya sendiri. Di dalam bening ada bening, dan didalam kotor selalu ada keruh. Sesuatu yang hina hanya keluar dari hati yang tak terpelihara, karena hati yang mulia tidak memiliki sesuatu yang hina. Tidak perlu repot dan bangga dengan sakit hati, lalu menghinakan diri dengan membalas.

Kita tidak akan hina karena dihina, Sebaliknya, ketidaknyamanan akan menjadi jalan kemulian bila kita sikapi dengan sikap yang mulia, kasih senyum aja lalu abaikan dan tinggalkan. Dia akan malu dan cape sendiri kalau kita ga tanggapi :)

-------------------------

Kita bisa mengambil hikmah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq ra.

Ketika bercengkrama dengan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar ra tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah. Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum :)

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar ra tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini Abu Bakar ra tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, janganlah engkau biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku "

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Sewaktu ada seorang Arab Badui datang lalu mencelamu, dan engkau tidak menanggapinya, aku tersenyum karena banyak malaikat di sekelilingmu yang akan membelamu di hadapan ALLAH. Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya."

Semoga pesannya sampai :)


Related Articles