Senin, 20 Juni 2016

Apa Kabar, Jodohku?

assalamualaikum kak,mau nanya. apakah jodoh itu sudah di tulis dan tidak bisa diubah?apakah kita boleh berdoa agar jodohnya orang yang kita mau?Fitri

Wa'alaikumussalam, 

Dikatakan dalam hadits bahwa rezeki dan ajal telah ditentukan Allah. Namun ditentukannya itu adalah dg ketentuan bijaksana, khusus tentang rezeki .. seseorang ditentukan rezekinya sekian, namun bila ia berusaha maka rizkinya sekian, bila ia lebih giat maka rizkinya sekian, bila ia selalu dijalan yg halal maka rizkinya sekian. (Mu’tashar Almukhtashar Juz 2 hal 318).

Lalu bagaimana dengan jodoh? wallahu a'lam.. Begitu banyak yang memsiapkan diri untuk jodoh tapi bukankah kematian adalah satu hal yang lebih pasti dari pada kedatangan jodoh?

Tanpa bermaksud menggurui siapa pun, karena inipun sebagai pengingat bagi saya pribadi. Memantaskan diri untuk seseorang terkesan lebih spesial dibanding dengan pertemuan seorang hamba menuju Rabb-nya.

Lalu bagaimana jika sebelum sempat menikah kita telah didatangi lebih dahulu oleh malaikat maut? Bolehkah kita memintanya untuk menunggu? Saat dijemput, bahkan kita tidak bisa memintanya untuk bersiap-siap membawa apa saja yang bisa kita bawa.

Mari meluruskan niat, hidup kita untuk apa dan karena Siapa. Kita akan pulang ke mana nantinya. Sudah sebanyak apa perbekalan yang akan dibawa menuju kampung akhirat yang kekal?

Mengapa kita berani memantaskan diri hanya untuk makhluknya, sementara kita lupa kematian adalah hal yang pasti bagi setiap makhluk yang bernyawa. Ketika kita berhijrah untuk Allah dan Rasul-Nya maka kita akan mendapatkan Allah dan Rasul-Nya. Ketika kita berhijrah untuk lelaki atau perempuan yang ingin dinikahi, kita hanya mendapatkan itu.

Kurangi eksploitasi kalimat "memperbaiki diri untuk mendapatkan jodoh atau juga untuk seseorang". Memperbaiki diri itu untuk memantaskan diri di hadapan Allah, memantaskan diri agar pantas dicintai Allah.

Kalau ikhtiar kita dalam memantaskan diri hanya agar dapat jodoh terbaik, ikhtiar kita terbatas. Hanya untuk makhluknya saja. Dan kita hanya akan mendapatkan apa yang kita niatkan. Namun jika ikhtiar memantaskan diri kita untuk mendapatkan ridha Allah ikhtiar kita tidak akan mengenal batas, beda kelas. 

Bukan juga tidak boleh berdo'a memohon jodoh, namun sebaik-baiknya adalah memohon agar Allah memberikan kita jodoh yang baik (siapapun dia). Misalnya dengan lafazh doa seperti ini, 

"Ya Allah, pemilik cinta yang sesungguhnya. Berikanlah aku jodoh yang baik, yang menyelamatkan aku dan agamaku. Yang mampu membawaku untuk selalu taat kepada-MU. Dan jauhkan aku dari jodoh yang buruk, yang menghancurkan aku dan agamaku. Jika dia (sebutkan nama) baik untukku, jodohkanlah aku dengannya. Akan tetapi jika ia buruk bagiku, jauhkan ia dan bersihkan hatiku darinya. Aku mohon jagalah dia, siapapun dia, jodoh yang terbaik menurut-MU, hanya Engkau yang mampu menjaga dengan sebaik-baik penjagaan".

Do'a seperti ini tidak "memaksakan" kehendak diri kepada Allah. Kasarnya gini deh, mau jodoh yang kita pilih sendiri atau jodoh yang dipilihkan Allah? Lillah kan saja. Allah tak pernah ingkar kepada hamba-Nya yg setia menjaga iman :)


Related Articles