Qadha Puasa Wajib atau Puasa Sunnah (Syawal) Dulu?
Assalamu'alaikum, kaka kemarin mengatakan lebih utamakan puasa qadha sebelum puasa syawal, bagaimana dgn ini ka?http://ask.fm/Virgalarasati/answers/137268337506 saya dpt di TL nya ka @Virgalarasati Indira Putri Permana Utami
Wa'alaikumussalam, bismillah..
Kita kembalikan ke diri masing2, mau ikut ijtihad Ulama yang mana. Karena perkara ini memang masuk kedalam perkara khilafiyyah.
Kenapa mayoritas Ulama menganjurkan mengutamakan membayar hutang puasa dahulu sebelum puasa syawal? karena dalam haditsnya, puasa syawal ini masih berhubungan dengan puasa Ramadhan, tidak seperti puasa sunnah yang lain.
Puasa enam hari bulan Syawal terkait dengan kesempurnaan puasa Ramadhan, "Barangsiapa yang berpuasa bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka seperti puasa setahun." (HR. Muslim, 1164)
Kata 'tsumma' adalah huruf athaf (sambung) yang menunjukkan berurutan dan ada senggang waktu. Hal itu menunjukkan untuk menyempurnakan puasa Ramadhan dahulu, baik yang bersifat langsung maupun qadha. Kemudian setelah itu puasa enam syawal. Agar teralisasikan pahala yang ada dalam hadits. Karena orang yang masih mempunyai tanggungan Ramadhan masih dikatakan ‘Puasa sebagian Ramadhan' Bukan ‘Puasa seluruh Ramadhan’.
Masih terkait dengan puasa sunnah atau qadha yang lebih utama, Sa’id bin Al Musayyib berkata mengenai puasa sepuluh hari (di bulan Dzulhijjah), "Tidaklah layak melakukkannya sampai memulainya terlebih dahulu dengan mengqadha’ puasa Ramadhan." (Diriwayatkan oleh Bukhari).
Adapun riwayat dari 'Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menyebutkan, "Aku dahulu masih punya hutang puasa dan aku tidak mampu melunasinya selain pada bulan Sya’ban." (HR. Bukhari no. 1950).
'Aisyah r.a menunda qadha’ puasanya ini karena kesibukan beliau dalam mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh Yahya dalam Shahih Bukhari.
Dalam hadits Qudsi yang cukup panjang, diantaranya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, dimana ibadah yang mendekatkan kita dengan Allah yang lebih Allah cintai adalah dengan melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu : " ............. Dan tidaklah hambaKu mendekat kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari pada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. "
Baru selanjutnya menambahkan dengan yang sunnah, " Dan hambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah-ibadah nafilah (sunnah) hingga Aku mencintaiNya …” (HR Bukhari: 4/231)
Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata, "Sebaik-baik ibadah ialah menunaikan yang diwajibkan Allah dan menjauhi hal yang diharamkan..” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)
Sekali lagi, ini dikembalikan ke masing-masing.. ikut ijtihad yang mana. Semua Ulama memiliki penafsiran masing-masing mengenai hal ini. Dan saya diatas hanya menjelaskan dari sisi pendapat yang mengutamakan membayar qadha (yang wajib) terlebih dahulu, karena puasa syawal masih terkait dengan kesempurnaan puasa Ramadhan. Wallahu a'lam bisshawab..