Hal Tersulit yang Setiap Orang Rasakan Adalah...
assamualaikum, pak mau tanya hal tersulit apa yang pernah anda
rasakan?? ايفي بر ليانة صفا الترمدى
Wa'alaikumussalam warahmatullahi
wabarakatuh.. pak? mudah-mudah typo :D
Sudah bukan rahasia lagi.. hal yang
tersulit bagi setiap orang itu adalah ketika ditimpa ujian dan musibah. Namun,
apapun bentuk ujian dan musibah yang kita terima, berat atau tidaknya
sesungguhnya bukan orang lain yang menilai bukan orang luar yang mengukur.
Hanya diri kita dan Allah sajalah yang bisa menilai dan mengukurnya. Dan sudah
barang tentu penilaian dan ukuran ini tertakluk pada quwwatu tahammul (kekuatan
menahan beban) yang ada pada diri kita. Dan sudah barang tentu pula quwwatu
tahammul ini berbanding lurus dengan kekuatan iman yang ada dalam diri kita.
Dan kalau saya yang ditanya, saya
tidak bisa mengkategorikan mana yang tersulit. Itu biar jadi bahan muhasabah bagi
diri saya sendiri saja ya?
Salah satu hal keniscayaan bahwa
didunia ini kematian itu sesuatu hal yang sudah pasti. Mungkin ada yang pernah
merasakan ditinggalkan oleh seseorang karena kematian? Saya ingin berbagi
disini, semoga dapat diambil pelajarannya.. contohnya ini --> https://muslimpathway.blogspot.co.id/2016/08/ketika-orang-yang-aku-cintai.html
Sulitnya adalah ketika harus
meng-ikhlaskan saat itu juga, bukan tidak bisa.. namun tidak mudah. Karena yang
terbayang saat itu adalah karena dia ga akan pernah kembali lagi.. dan mungkin
tidak akan bertemu lagi.
Ada yang sampai terpuruk bahkan
menyalahkan takdir, padahal tidak boleh demikian. Harusnya kematian itu
dijadikan sebagai PENGINGAT, bahwa tugas kita di dunia ini masih belum selesai,
sedangkan dia sudah menyelesaikan tugasnya di dunia ini, menyambut keabadian di
kampung akhiratnya. Tugas kita selanjutnya adalah mendo'akannya dan berjuang
dengan hidup kita sendiri agar berakhir dengan baik.
Semua sudah ditetapkan, ikhlas
tidak ikhlas.. ketetapan Allah tidak akan berubah. Bahkan jika kita menyalahkan
takdir, maka kita telah kufur. Semua memang sudah seharusnya di lepaskan, bukan
kah kita hakikatnya memang tidak pernah memiliki apa apa dan juga tidak pernah
memiliki siapa siapa, bukankah semua nya hanya titipan sementara?
Bersyukurlah jika 'sudah diperkaya'
Allah oleh kesempatan mengalami peristiwanya, saya sudah tahu dan sudah
mengenali rasa sakitnya. Kenapa terasa sakit? Itu disebabkan karena kita masih
saja melawan dan terus melawan ketetapan-NYA.
Sudah memahami rasanya jungkir
balik melawan rasa sakit ketika mencoba menahan peristiwa yang sudah seharusnya
terjadi, hidup ini memang sudah seharusnya mengalir,
Let it be, ikhlaskan.. terjadilah semua yang menjadi kehendak-Nya, setelahnya
barulah kita memahami bahwa Ikhlas itu menenangkan bukan? Ilmu ikhlas ini
berlaku untuk apapun :)