Senin, 08 Agustus 2016
Adakah Kehidupan Lain Selain di Bumi?
Pertanyaan
Dari: Atika Nur Rochmah
kak, kalau dilihat dari sudut pandang islam dan al-qur'an, menurut
kakak mungkin ga, ada kehidupan lain di selain bumi kita di alam semesta ini?
Jawaban:
Assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Mungkin saja, dalam Al-Qur'an,
Allah menjelaskan adanya kehidupan lain diantara langit dan bumi. Kita tidak
tau persis apakah makhluk melata yang Allah sebarkan pada keduanya .. yang
dijelaskan dalam surat Asy-Syuraa ayat 29 dan surah An-Nahl ayat 16 itu adalah
adanya makhluk lain yang menghuni tempat dimana kita tidak mampu menjangkaunya
atau di bagian sistem bintang tertentu, atau mungkin di bagian galaksi lain,
atau mungkin bahkan di supercluster? who knows?
Kita hanya wajib mengimani apa yang
ada dalam Al-Qur’an bahwa semua makhluk termasuk manusia, jin, hewan, tumbuhan
dan semua benda mulai dari molekul hingga super bintang di seantero jagat raya
baik yang bernyawa ataupun tidak semuanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
semua yang ada di alam raya ini tunduk dan menyembah-Nya dengan caranya
masing-masing :)
Apakah Seorang Ibu yang Meninggal ketika Melahirkan Termasuk Syahid?
Pertanyaan
Dari: Riska Kurnia Maghfiroh
Assalamualaikum..mau tanya apa benar jika seorang ibu yg melahirkan
anaknya atau masih dlm masa nifas kemudian meninggal dunia,termasuk mati
sahid?
Jawaban:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi
wabarakatuh,
Ada beberapa hadits yang
menerangkan demikian, namun perlu dipahami.. menurut para Ulama yang
menafsirkan hadits-hadits tersebut, semua dalil tersebut menunjukkan bahwa
wanita yang wafat karena hamil, atau melahirkan, atau nifas semuanya bisa
diharapkan mendapatkan PAHALA mati syahid, bukan syahid dalam artian seperti
yang mati terbunuh di jalan Allah.
Kenapa bahasanya diharapkan?
Karena ada syarat didalamnya, yaitu
hendaknya memenuhi syarat-syarat diperolehnya pahala mati syahid seperti;
Seorang Muslim pastinya, Shabr (sabar/tabah), dan Ihtisab (mengharap pahala)
ketika kesusahan dalam mengandung/masa nifas. Juga harus menghindari hal-hal
yang menghalangi diperolehnya pahala mati Syahid seperti hutang, Ghulul
(korupsi Ghanimah), merampas hak orang, mati dalam kondisi bermaksiat dan
lain-lain.
Dalil bahwa Shabr dan Ihtisab
adalah syarat mendapatkan ganjaran mati syahid adalah hadits dari Abu Hurairah
r.a, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan
berkhutbah di hadapan manusia, lalu beliau mengingatkan bahwa beriman kepada
Allah dan jihad fi sabilillah adalah amalan yang paling utama di sisi Allah,
"Abu Hurairah berkata; Lalu seorang laki-laki berdiri dan berkata;
"Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku terbunuh di jalan Allah
kemudian aku Shabr dan Ihtisab, aku berperang dibarisan depan dan tidak
melarikan diri, apakah Allah akan menghapuskan dosa-dosaku?" Beliau
menjawab: "Benar." (HR. Ahmad)
Adapun dosa, maka tidak ada manusia
yang tidak berdosa dan dosa tidak bisa menghalangi diperolehnya ganjaran mati
syahid kecuali yang dinyatakan nash. Contoh diantara dosa yang tidak diampuni
dengan mati syahid adalah hutang. Imam Muslim meriwayatkan;
Dari Abdullah bin 'Amru bin 'Ash,
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang yang mati
Syahid akan diampuni segala dosa-dosanya kecuali hutang."(H.R. Muslim)
Demikian juga dosa-dosa lain yang
dinyatakan nash seperti ghulul (korupsi ghanimah), merampas hak orang lain,
mati dijalan maksiat (seperti karena berzina dan mati dalam keadaan tidak
bertaubat) dan lain-lain. Imam Assubki dalam Fatawi As-Subki memaparkan cukup
luas syarat-syarat agar seseorang bisa mendapatkan pahala mati syahid tersebut.
Wallahu a'lam bisshawab.
Hukuman Mati di Indonesia?
Pertanyaan
Dari: Memey
Ka gimana menurut islam mengenai hukum mati yng ada d indo?
Jawaban:
Assalamu'alaikum, saya sudah
membahas ini beberapa kali sebetulnya ... cuma memang di ask yang lama.
Dalam Islam, kita mengenal hukum qishas (perbuatannya dibalas setimpal dengan
apa yang telah dia lakukan). Sepintas hukuman ini memang kejam tapi dibalik itu
ada pelajaran berharga bagi kita, yaitu mendidik manusia supaya perbuatannya
tidak semena-mena atas manusia yang lain. Dan juga tidak melakukan hal-hal yang
dapat merusak manusia lainnya..
Jika tidak mau di hukum mati, jangan coba-coba membunuh, kalau tidak mau
mendapatkan hukuman berat yaa taati aturan yang berlaku. Jadi untuk hukum
qishas ini bersifat preventif sehingga kejahatan bisa dicegah sebelum terjadi
mengingat hukumannya setimpal.
Allah berfirman : " Dan dalam qishas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup
bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa." – (QS.2:179)
Imam asy-Syaukani menjelaskan ayat ini dengan menyatakan, "Maknanya,
kalian memiliki jaminan kelangsungan hidup dalam hukum yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala syariatkan ini, karena bila seseorang tahu akan ada ancaman dibunuh
secara qishas apabila ia membunuh orang lain, tentulah ia tidak akan membunuh
dan menahan diri dari mempermudah dan terjerumus padanya.
Berbeda halnya jika seseorang membela diri, atau untuk membela agama Allah
(QS.5 :33). Lalu untuk menyelamatkan harta atau menyelamatkan keluarganya
seperti dalam hadits.
Qishas juga menjadi sarana taubat dan penyucian dari dosa yang telah
dilanggarnya, karena qishas menjadi kafarah (penghapus dosa) bagi pelakunya.
Hal ini dijelaskan dalam sabdanya:
"..Barangsiapa yang melanggar sebagiannya lalu di hukum maka hukuman itu
sebagai penghapus dosa baginya. (Adapun) barangsiapa yang melanggarnya lalu
Allah tutupi maka urusannya diserahkan kepada Allah, bila Dia kehendaki maka
Dia mengazabnya dan bila Dia menghendaki maka Dia maka Dia mengampuninya."
(Muttafaqun ‘alaih)
Yang sedang menjadi sorotan adalah hukuman mati bagi pengedar/bandar narkoba,
narkoba sudah kita ketahui bagaimana dampak bahayanya. Narkoba dapat merusak
jiwa dan akal seseorang, merusak generasi tepatnya.
Lalu kenapa dihukum mati? Alasannya, mereka menimbulkan mafsadah (kerusakan)
yang besar. Dalil yang digunakan adalah Surat Al-Maidah ayat 33.
"Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya dan MEMBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI hanyalah mereka dibunuh, disalib,
atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang."
Pesan untuk para pengedar Narkoba:
Your life, your choice. Read the above sign carefully before you lose the
privilege and handover that choice to the country you're entering :)
Shahihkah Hadits "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung.."?
Pertanyaan
Dari: nadya maghfira saputra
ka, kan ada hadist tuh yg bunyinya "Barangsiapa yang hari ini
lebih baik dari kemarin, maka dia termasuk orang yang
beruntung,.........." . gimana cara nya kita tau kalo hari ini kita lbh
baik drpd kmrn, atau sebaliknya? itu tuh, kita boleh nilai diri kita sendiri
atau hanya Allah yg berhak menilai?
Jawaban:
Assalamu'alaikum, bismillah..
Sebelum menyebutkan hadits, sebaiknya kita teliti dahulu derajat haditsnya,
siapa periwayatnya dan seterusnya. Karena memang harus hati-hati dalam perkara
menisbatkan atas nama Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam, jika bukan
perkataan beliau lalu kita menyebarkannya sebagai hadits, maka tempatnya di
neraka. (Naudzubillahi min dzalik).
Mari kita telusuri beberapa riwayat berikut ini:
1. Abu Nu’aim Al Ashbahani meriwayatkan di dalam kitab Hilyatul Auliya dari
jalan Ibrahim bin Adham, dia berkata: telah sampai kabar kepadaku bahwa Al
Hasan Al Bashri bermimpi bertemu Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam. Dia
berkata: "Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat." Lalu Rasulullah menyebutkan
hadits yang mirip dengan hadits di atas.
Sanad hadits tersebut dinilai lemah karena sanad antara Ibrahim bin Adham dan
Al Hasan Al Bashri terputus karena Ibrahim menggunakan lafazh "telah
sampai kabar kepadaku" (balaghani). Bentuk kalimat seperti ini tidak
memberi faidah ittishal (bersambung sanad) sampai diketahui siapa yang
mengabarkan kisah ini kepada Ibrahim.
2. Diriwayatkan di dalam kitab Musnad Al Firdaus, dari jalan Muhammad bin
Sauqah dari Al Harist bin Abdillah Al A’war dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu
‘anhu secara marfu’ (sampai kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam).
Sanad riwayat inipun dinilai sangat lemah karena Al Harits bin Abdillah Al
A’war adalah seorang pendusta. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ad Dailami
sebagaimana disebutkan oleh As Sakhawi di dalam kitabnya Al Maqashidul Hasanah.
Di sana beliau juga menerangkan tentang kelemahan hadits riwayat Ali bin Abi
Thalib ini.
3. Abu Bakar Al Qurasyi meriwayatkan di dalam kitab Al Manamat Al Hasan bin
Musa Al Khurasani dari seorang syeikh dari Bani Sulaim, dia berkata: "Saya
bermimpi bertemu Rasulullah. Lalu saya berkata: 'Wahai Rasulullah bagaimana
kabar anda?' Nabi menjawab: ‘Saya akan memberimu sebuah hadits.’ Saya katakan:
‘Sampaikanlah hadits itu kepada saya.’ Lalu Nabi menyampaikan hadits di atas.
Sanad hadits inipun dinilai lemah karena identitas syeikh Bani Sulaim itu tidak
diketahui (majhul) sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.
4. Hadits ini juga disebutkan oleh Al Ghazali di Ihya ‘Ulumuddin dari Abdul
Aziz bin Rawwad. Dia berkata: "Saya bermimpi bertemu Rasulullah. Saya
berkata: ‘Wahai Rasulullah, berilah wasiat kepadaku.’
Al Hafizh Al ‘Iraqi di dalam takhrijnya terhadap Ihya ‘Ulumuddin berkata:
"Saya tidak mengetahui hadits ini kecuali dari kisah mimpinya Abdul Aziz
bin Rawwad, … dst … Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di dalam kitab Az
Zuhd.
Dari beberapa jalan riwayat hadits ini, terlihat kelemahan sanad-sanadnya.
Selain itu, isinya tidak diucapkan langsung oleh Nabi Shalallahu 'alaihi
wasallam saat beliau masih hidup. Namun dikatakan hanya lewat mimpi. Oleh
karena itu, jangan sampai dikatakan ucapan di atas sebagai hadits dari Nabi
Shalallahu 'alaihi wasallam.
Wallahu a'lam bisshawab.
Kumohon, Kuatlah!
Wa'alaikumussalam warahmatullahi
wabarakatuh, Ini bukan quotes.. semoga bermanfaat.
Allah itu sudah memiliki rencana yang terbaik untuk kita semua, tanpa
terkecuali .. kita bisa lihat, orang-orang sebelum kita yang ditempa dengan
ujian yang sebegitu beratnya.. namun hati yang sadar bahwa dunia hanya tempat
'singgah sementara' tempat 'berlomba' dimana dia jadikan segala kesulitan yang
dia lalui di dunia ini adalah sarana untuk memantaskan dirinya, mendewasakan
qalbunya .. karena tempat kesudahan yang indah dan abadi hanya untuk
orang-orang pilihan saja.
Hanya saja dalam pelaksanaannya
kita sering sekali malah membuat rencana rencana baru yang tidak sesuai dengan
maksud Allah menciptakan kita, yang tidak sesuai dengan peran apa yang sudah
Allah berikan kepada kita.
Itu sebab bahasa yang tepat adalah
banyak manusia yang merasa galau atau gelisah bahkan kecewa dan putus asa di
dalam hidupnya, karena belum mampu menerima 'ujian' yang tujuannya untuk
mengetahui sampai dimana kepantasan kita untuk bisa menerima kehormatan bertemu
Allah di surga-Nya.
Bukankah ujian itu 'mahar' nya
kehidupan? Saking sibuknya kita dengan semua keinginan-keinginan kita yang
tidak selaras dengan kenyataan yang terjadi didepan mata, lalu akhirnya
melampaui batas, belum lagi kita pun sering nya bahkan menempatkan Allah
sebagai PEMERAN di dalam keingian-keinginan kita, seolah-olah kita yang jadi
sutradaranya, subhanallah :(
Kita dikte Allah dengan
keinginan-keinginan kita yang kita bungkus dengan jubah ibadah yang disebut
do'a. Lantas ketika kita tidak berhasil 'mendikte' Allah, kita kecewa .. bahkan
tidak sedikit yang kemudian marah dan mempertanyakan : "kenapa begini ya
Allah?"
Dalam Al Qur'an, orang yg sedang
melampaui batas adalah seperti Fir'aun. Apakah Al Qur'an hanyalah dongeng di
masa lalu yg setiap kita bicara orang yang melampaui batas, lalu kita menunjuk
Fir'aun, Fir'aun yang jaman dahulu?
Jangan jauh-jauh, periksa saja diri
kita sendiri ..apakah kita sering jadi Fir'aun? kita sering ingin 'mengatur'
Allah dengan segala keinginan kita? Ya Rabb, shame on us..
Apakah kita sering melampaui
batas-batas yang sudah jelas jelas Allah tentukan? Al-Qur'an itu jika kita baca
dengan HATI, ia bukanlah sekumpulan dongeng atau kisah tentang masa lalu, ia
adalah perjalanan dan tuntunan di dalam hidup kita, Ada banyak pesan disana..
Itu sebab ada perintah
"iqro". Mari kita evaluasi lagi diri kita, sudahkah kita
berkhusnudzan kepada Allah? karena Allah selalu sesuai dengan prasangka
hamba-Nya 🙏
Apakah Santet itu Ada?
Pertanyaan
Dari: ulfa rosyida
Dari: ulfa rosyida
Assalamu'alaykum warahmatullah. Wdyta SANTET? apakah di islam ada
semacam itu? Jazakallah
Jawaban:
Wa'alaikumussalam,
Santet atau juga sihir ada sejak
masa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, salah satu firman Allah
menerangkan dimana sihir itu memang ada:
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), "Dan mereka itu (para tukang sihir)
tidak akan memberikan bahaya kepada seorang pun melainkan dengan izin dari
Allah” (QS. Al Baqarah : 102)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah disihir oleh Lubaid bin Al
A’shom Al Yahudi hingga beliau jatuh sakit. Kemudian karenanya Allah ta’ala
menurunkan surat Al Falaq dan surat An Naas (al mu’awidaztain) sebagai obat
bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Tafsir Ibnu Katsir, Asy
Syamilah).
Sihir/santet termasuk dosa besar, dan dalam surat Al-Baqarah ayat 102
ditafsirkan ulama ahli tafsir, bahwa pelaku santet/sihir dia telah kafir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Jauhilah dari kalian
tujuh perkara yang membinasakan!" Para shahabat bertanya, "Wahai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Apakah tujuh perkara tersebut?"
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, "[1] menyekutukan Allah,
[2] sihir, [3] membunuh seorang yang Allah haramkan untuk dibunuh, kecuali
dengan alasan yang dibenarkan syariat, [4] mengkonsumsi riba, [5] memakan harta
anak yatim, [6] kabur ketika di medan perang, dan [7] menuduh perempuan
baik-baik dengan tuduhan zina" (HR. Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu
Hurairah).
Lalu bagaimana cara terbaik memagari diri kita dari hal demikian?
Seperti telah dijelaskan oleh para ulama, sihir bisa menimpa manusia dengan
izin Allah Azza wa Jalla. Membentengi diri/keluarga dari sihir/santet tersebut
adalah dengan cara:
1. Dalam setiap keadaan, banyak berdzikir dan mentauhidkan Allah dan
bertawakkal kepadaNya, serta menjauhi perbuatan syirik dengan segala bentuknya.
Allah berfirman (artinya): "Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan
atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya
kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin
dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah". (QS.An Nahl :
99-100).
2. Melaksanakan setiap kewajiban-kewajiban yang Allah Subhanahu wa Ta’ala
perintahkan, dan menjauhi setiap yang dilarang, serta bertaubat dari setiap
perbuatan dosa dan kejelekan.
3. Membersihkan dalam rumah dari patung-patung. gambar2 makhluk bernyawa serta
anjing. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa Malaikat (rahmat) tidak akan
memasuki rumah yang di dalamnya terdapat hal-hal di atas.
4. Memperbanyak membaca Al Qur'an dan manjadikannya sebagai dzikir harian,
bukan hanya dibaca namun dipahami agar melahirkan keimanan. Membentegi diri
dengan do'a2, membaca ta'awudz, ruqyah mandiri sebelum tidur https://muslimpathway.blogspot.co.id/2016/06/jangan-menceritakan-mimpi-buruk-dan.html dan
menjauhi dosa Syirik.
Kita tidak perlu meminta orang lain untuk memagari rumah kita, paling penting
adalah penghuninya yang mampu memagari diri sendiri dengan TAUHID yang kuat,
dan tawakal kepada Allah :)
*Syarat Copas Tulisan
Pertanyaan
Dari: Icha Putri Mideva
Assalamualaikum, mohon izin mau menaruh beberapa nasehat dari bapak
gunawan untuk dimasukan ke dalam cerpen kampus. apa boleh?
Jawaban:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi
wabarakatuh,
Ada beberapa permintaan yang hampir
sama, setiap apa yang sudah saya bagikan disini ataupun ditempat lain..
tandanya boleh disampaikan lagi kepada yang lain, tujuan saya membagikan di
sosial media pun tiada lain agar memberikan manfaat bagi yang membacanya, in
syaa Allah.. aamiin :)
Syaratnya, asalkan jangan dijual
aja :D