Senin, 25 Juli 2016

Fir'aun Bertaubat tapi Taubatnya Tidak Diterima, Mengapa?

Assalammualaikum Mau nanya kak Misal gini, Jika fir'aun bertobat kpd Allah dan mnyadari kslahannya, sblm ia meninggal. Apakah Allah akn mnerima taubatnya? ANurulFauziah


Wa'alaikumussalam, bismillah.. Jangan pakai pemisalan, kita lihat kisahnya dalam Al-Qur'an saja ya?

Kita lihat kisah pertaubatannya Fira'un yang disebutkan dalam surat Yunus ayat 90 – 91. Ketika berhasil mengejar Musa a.s dan kaumnya sampai di tepi laut merah, Fira'un yakin kalau dia bisa menghancurkannya. Tetapi ternyata Musa a.s bisa menyeberangi lautan. Dan Fira'un akan tenggelam ketika menyusul Musa. 

Allah berfirman; "Dan Kami melewatkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan." [QS. Yunus: 90-91]


Allah menolak taubatnya, seperti dijelaskan di surat Gafir ayat 46-48; "Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): 'Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya, ke dalam azab yang sangat keras'." – (QS.40 :46)


Kenapa Allah menolak taubatnya?

Dari Abdullah bin Umar r.a., dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama belum sekarat." (HR. Ibnu Majah dan Tt-Tirmidzi).

Pada kasus Fir'aun, pada saat menjelang ajal baru dia mau taubat dan beriman, oleh karena itu taubatnya tidak diterima. Sudah sekarat baru taubat.. Sedangkan pada kisah taubatnya dalam hadits Saud Al Khudri r.a yang cukup panjang, dimana ada seorang pembunuh yang membunuh 100 orang, jelas dia memulai mengikrakkan niatnya untuk bertaubat sejak telah membunuh 99 orang. Kemudian setelah bertemu seorang alim dia memutuskan pergi ke negeri kaum shalih. Dengan demikian posisi pembunuh tidak dalam keadaan sekarat. Maka ketika datang mati, posisinya dalam keadaan berangkat mau bertaubat walaupun belum kesampaian. Oleh karena itu, diampuni dan digolongkan sebagai penduduk yang shalih.

Sesuai dengan komparasi ini perlu disimak dan direnungi kembali Surat al-An’am 158 berikut ini, sebagai 'warning' bagi kita semua. 

Allah berfirman; "Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu (qiyamat). Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)." [QS. Al-An'am: 158]

Karenanya, lakukanlah amalan baik, perbanyak taubat sebelum ajal tiba... karena taubat adalah gerbang perubahan perilaku, bukan sekedar kata-kata.

*Remind me first and for you second


Related Articles